Sejarah
Pendidikan di Dunia
Sejak awal sejarah, dambaan manusia untuk lebih mengetahui
tentang diri dan alamnya, mendorong berkembangnya ilmu pengetahuan dan ini
menjadi pemacu terbentuknya pusat-pusat pembelajaran, perguruan dan
universitas-universitas di dunia.
Kata universitas berasal dari bahasa Latin ‘universitas
magistrorum et scholarium,’ yang kurang lebih berarti “kumpulan para guru
dan sarjana/siswa ilmuwan (community of teachers and scholars).” Ini
mirip dengan istilah sanghrama. Sangha artinya ‘komunitas’ dan arama
artinya ‘tempat, akomodasi’.
Pusat-pusat pembelajaran tertua di dunia dimulai dengan terbentuknya berbagai
institusi pembelajaran seperti di Ghandara, Takshasila pada abad
ke-7 SM di Punjab, Pakistan, ‘Academy’ yang dipimpin oleh Plato di
Yunani pada abad ke-4 SM, ‘Taixue’ pada abad ke-3 M di Cina, dan ‘Pandidakterion’
pada abad ke-5 SM di Konstantinopel, serta ‘Sanghrama Nalanda’ di
India pada abad ke-5. Apa yang kita kenal sebagai pelopor universitas modern
mulai terbentuk di Bologna pada abad ke-11 M, diikuti universitas-universitas
lain seperti University of Paris, University of Oxford, University Of
Cambridge pada abad ke-12 atau 13.
Pada dasarnya, yang diajarkan di universitas-universitas
pada waktu itu adalah trivium (tatabahasa, dialektika dan logika), dan quadrivium
(matematika, ilmu ukur, musik dan astronomi).
Menurut catatan penjelajah yang datang ke Sriwijaya pada
abad ke-7, di Nusantara ini telah mempunyai pusat belajar dengan mata pelajaran
mencakup pancavidya, yaitu logika, tata bahasa dan kesusastraan, ilmu
pengobatan, kesenian serta metafisika dan filsafat. Di abad ke-11, seorang
terpelajar dari India, datang dan belajar di Sriwijaya, beliau akhirnya menjadi
seorang cendekiawan terkemuka dan membawa pengaruh yang luar biasa terhadap
sejarah pembelajaran di dunia, hingga hari ini.
Dengan demikian, jauh sebelum berdirinya
universitas-universitas modern di dunia, Indonesia telah mempunyai pusat
pembelajaran yang cukup “advanced,” terbukti dari banyaknya para pakar,
terutama dari India dan Cina yang belajar dan mengajar di Sriwijaya, paling
tidak selama abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi.
- Tokoh Pendidikan di Dunia
1. Al Ghazali
Sejak kecil Al Ghazali terkenal akan kecintaannya terhadap
ilmu pengetahuan dan kegigihannya dalam mencari ilmu. Maka tidak mengherankan
jika dalam masa usia yang masih kanak-kanak ia telah belajar dengan sejumlah
guru di tanah kelahirannya.
Al Ghazali menjelaskan bahwa konsep pendidikan yang benar itu mengajarkan secara menyeluruh yang meliputi
tujuan pendidikan, metode, etika guru, kurikulum dan murid.
2. John Locke
Dia memperoleh pendidikan di Universitas Oxford, peroleh
gelar sarjana muda tahun 1656 dan gelar sarjana penuh tahun 1658. Selaku remaja
dia tertarik sangat pada ilmu pengetahuan dan di umur tiga puluh enam tahun dia
terpilih jadi anggota “Royal Society.” John Locke menegaskan kurikulum harus
diarahkan demi kecerdasan individual, kemampuan dan keistimewaan anak-anak
dalam menguasai pengetahuan dan bukan pada pengetahuan yang biasa diajarkan
dengan hukuman yang sewenang-wenang.
3. John Dewey
Dewey mengadakan penelitian mengenai pendidikan di
sekolah-sekolah dan mencoba menerapkan teori pendidikannya dalam praktek di
sekolah-sekolah. Hasilnya, ia meninggalkan pola dan proses pendidikan
tradisional yang mengandalkan kemampuan mendengar dan menghafal. Sebagai
gantinya, ia menekankan pentingnya kreativitas dan keterlibatan siswa dalam
diskusi dan pemecahan masalah
4. Ibnu Sina
Ibnu Sina terkenal dengan pemikirannya sebagai intelektual
muslim yang mendapat banyak gelar. Menurutnya, tujuan pendidikan harus
diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki oleh seseorang.
Potensi itu tidak hanya menuju pada perkembangan fisik, tapi juga intelektual
dan budi pekerti. Selain itu, pendidikan juga harus mampu mempersiapkan
seseorang agar dapat hidup bermasyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar