Peran Orangtua Dan Masyarakat Terhadap Pendidikan Ditinjau Dari Psikologis
Era globalisasi menuntut pendidikan menjadi cara terbaik
untuk mengkover anak sebagai peserta didik atau siswa sehingga kemajuan
teknologi tidak mengikis nilai-nilai moral dan etika siswa di masa depan.
Prinsipnya pendidikan merupakan salah satu cara bukan satu-satunya cara, karena
pendidikan formal khususnya hanya berlangsung tidak lebih dari 10 jam.
Orangtua
merupakan orang yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan pendidikan
bagi peserta didik itu sendiri, namun dalam pendidikan secara umum orang tua
juga memiliki peran penting karena sebagai subsistem dalam pendidikan. Hal
inilah yang menuntut orang tua dan masyarakat turut serta berperan dalam
pengembangan pendidikan.
Orangtua yang dimaksudkan adalah
ayah
dan/atau ibu
seorang anak,
baik melalui hubungan biologis maupun sosial. Umumnya, orangtua memiliki
peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu/ayah
dapat diberikan untuk perempuan/pria yang bukan orangtua kandung (biologis)
dari seseorang yang mengisi peranan ini (orangtua angkat).
Masyarakat yang dimaksudkan dalam penulisan makalah ini
adalah sekelompok
orang
yang membentuk sebuah sistem
semi tertutup (atau semi terbuka), sebagian besar interaksi adalah antara
individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Masyarakat adalah suatu
jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.
Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen
(saling tergantung satu sama lain).
Secara umum setiap komponen dalam sistem pendidikan
memiliki fungsi dan perannya masing-masing, dan setiap subsistem pun memiliki
sistem yang baru. Oleh karena itu penulisan makalah ini bertujuan untuk
memberikan penjelasan mengenai peran dari orang tua dan masyarakat terhadap
pendidikan dilihat dari tinjauan psikologis.
Hal-hal yang akan dibahas secara mendetail dalam makalah
ini adalah definisi dari orang tua, masyarakat, pendidikan serta peran dari
orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan dalam tinjauan psikologis.
- Peran Orang tua dalam Pendidikan
ditinjau dari Psikologis
Orang tua atau
keluarga adalah lembaga sosial resmi yang terbentuk setelah adanya suatu
perkawinan. Pendidikan dalam keluarga di dasarkan atas prinsip cinta dan kasih
sayang. Karena dengan inilah yang akan menjadi kekuatan untuk mendorong orang
tua agar tidak bosan membimbing dan memberikan pertolongan yang di butuhkan anaknya.
Oleh karenanya keluarga disebut sebagai primary community yaitu sebagai
lingkungan pendidikan yang pertama dan utama. (Alisuf Sabri, 1999:14-15).
Orang tua atau
keluarga adalah institusi yang sangat berperan dalam rangka melakukan
sosialisasi, bahkan internalisasi, nilai-nilai pendidikan. Meskipun jumlah
institusi pendidikan formal dari tingkat dasar sampai ke jenjang yang paling
tinggi semakin hari semakin banyak, namun peran keluarga dalam transformasi
nilai edukatif ini tetap tidak tergantikan. keluarga merupakan tempat
pertumbuhan anak yang pertama. Keluarga mempunyai peranan besar dalam
pembangunan masyarakat. Karena keluarga merupakan batu pondasi bangunan
masyarakat dan tempat pembinaan pertama untuk mencetak dan mempersiapkan
personil-personilnya.
Karena itulah,
peran keluarga dalam hal ini begitu berarti. Bahkan bisa dikatakan bahwa tanpa
keluarga, nilai-nilai pengetahuan yang didapatkan di pendidikan formal tidak
akan ada artinya sama sekali. Sekilas memang tampak bahwa peran keluarga tidak
begitu ada artinya, namun jika direnungkan lebih dalam, siapa saja akan bisa
merasakan betapa berat peran yang disandang keluarga. Hal yang nyata adalah
sebagian besar anak jalanan yang mengenyam pendidikan hanya mendapatkan
pendidikan secara formal tanpa memahami esensi dari pendidikan itu sendiri,
hingga akhirnya tidak terlihat kesopanan, estetika dari anak-anak tersebut,
karena orang tua tidak memberikan edukasi yang cukup.
Lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama, karena dalam keluarga inilah
anak memperoleh pendidikan dan bimbingan. Oleh karena itu lingkungan keluarga
bertanggung jawab terhadap pembentukan waktu dan pertumbuhan jasmani anak.
Dalam lembaga
keluarga peranan keluarga terdapat dalam undang-undang Sisdiknas, adapun tugas dan
tanggung jawab keluarga di Indonesia dalam pendidikan dapat di rumuskan dengan
menanamkan jiwa agama atau nilai-nilai ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
menanamkan nilai-nilai pancasila dan nilai budaya yang cocok untuk pembangunan
nasional.
Membiasakan dan
menanamkan akhlak yang terpuji, menampilkan keterampilan-keterapilan dalam
hidup sehari-hari, mengembangkan kepribadian yang teguh, memperhatikan dan
mengembangkan bakat serta memupuk minat dan bakat. Adapun hak dan kewajiban
orang tua sudah diatur dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003, pasal 7 ayat 1
dan 2.
- Peran Masyarakat dalam Pendidikan
ditinjau dari Psikologis
Masyarakat
adalah sekumpulan orang atau sekelompok manusia yang hidup bersama di suatu
wilayah dengan cara berpikir dan bertindak yang relatif sama sehingga membuat
warga masyarakat itu menyadari diri mereka sebagai suatu kelompok.
Saat ini
masyarakat berperan sebagai fasilitator dalam menunjang pelaksanaan pendidikan
nasional, ikut serta dalam menyelenggarakan pendidikan swasta, membantu
pengadaan tenaga, saran dan prasarana serta membantu mengembangkan profesi baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Secara
psikologis masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan, hal
ini dapat diketahui dari masyarakat itu sendiri yang merupakan makhluk sosial
yang tidak mungkin dapat hidup tanpa orang lain.
Secara
konseptual tanggung jawab masyarakat, antara lain: mengawasi jalannya nilai
sosio budaya, menyalurkan aspirasi masyarakat, membina dan meningkatkan
kualitas keluarga. Hak dan kewajiban masyarakat juga sudah diatur dalam
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, pasal 8 dan 9 tentang sistem
pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar