Permasalahan dalam Sosiologi Pendidikan
Permasalahan dalam dunia
pendidikan saat ini biasanya beragam, mulai dari kurangnya fasilitas sekolah yang
tidak memadai, kurangnya tenaga pengajar di kota-kota kecil maupun di daerah
pelosok, dan masih banyak lagi permasalahan dalam dunia pendidikan. Namun
permasalahan- permasalahan itu bisa di selesaikan dengan cara pemerintah yang
harus peka terhadap keadaan-keadaan yang menjadi permasalahan dalam dunia
pendidikan. Jika permasalahan pendidikan yang menurut saya menarik dan akan
saya beri penjelasan adalah tentang permasalahan yang sering terjadi dalam
dunia pendidikan adalah seperti tawuran anak sekolah. Tawuran anak-anak sekolah
biasanya terjadi dikalangan Sekolah Menengah Atas (SMA) tawuran yang terjadi
dapat beragam penyebabnya, misalnya seperti sekelompok anak SMA saling ejek- ejekan
dan salah satu kelompoknya ada yang tidak terima dan terjadilah tawuran,
ataupun antara sekolah satu dengan sekolah lainnya ada pelajar yang merasa
terganggu dengan pelajar sekolah lain dan dari situ juga akan menimbulkan
tawuran. Tawuran yang dilakukan oleh pelajar sudah menjadi fenomena sosial yang
sering terjadi. Faktornya karena gagalnya seorang remaja melewati masa
transisinya, dari anak kecil menjadi seorang yang dewasa, kurangnya pendidikan
dari keluarga dan pelajarnya itu sendiri terhadap apa yang diajarkan oleh
gurunya dan banyak pengaruh luar yang memang tidak dipikirkan terlebih dahulu
apa dampaknya jika dia melakukan tawuran tersebut. Menurut Wines sebab- sebab
perilaku menyimpang dibagi menjadi dua, yaitu faktor subjektif dan objektif.
Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri ( sifat
pembawaan dari lahir ). Sedangkan faktor objektif adalah faktor yang berasal
dari luar adaupun lingkungannya.
Tawuran jika dikaitkan dengan pendekatan sosiologi
termasuk kedalam konflik, menurut Soerjono Soekanto mengatakan bahwa konflik
sebagai suatu proses sosial, dimana manusia dengan manusia ataupun kelompok
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan cara menentang pihak lawannya,
disertai dengan ancaman atau kekerasan. Konflik juga didasari karena sejak
awal, manusia memang dilahirkan berbeda-beda sehingga perbedaan tersebut dapat
menyebabkan sebuah konflik. Perbedaan tersebut akhirnya menyebabkan
pertentangan yang akan timbul adalah kekerasan. Penyelesaian konflik tawuran
yang terjadi antara pelajar bisa dengan cara masing- masing pihak dengan
menawarkan atau memberikan sesuat pada waktu bersamaan ataupun membicarakan
dengan baik- baik agar semuanya dapat terselesaikan dan segala permasalahan
tuntans, agar tidak lagi terjadi tawuran antar pelajar lagi.
Teori konflik yang dipaparkan oleh seorang tokoh
sosiologi yaitu Ralf Dahrendorf. Ralf Dahrendorf tokoh yang berpendirian bahwa
massyarakat memiliki dua wajah yaitu konflik dan konsensus. Sehingga jika
dikaitkan dengan teori sosiologi harus dibagi dua bagian yaitu : teori konflik
dan konsensus. Teori konsensus harus menguji nilai integrasi dalam masyarakat.
Sedangkan teori konflik harus menguji konflik kepentingan dan penggunaan
kekerasan yang mengikat masyarakat bersama dihadapan tekanan tersebut.
Dahrendorf dengan sangat dipengaruhi oleh teori fungsionalisme struktural. Ia
menyatakan baghwa, menurut fungsionalis, sistem sosial dipersatukan oleh kerja
sama sukarela atau oleh konsensus besama oleh kedua-duanya. Tetapi, menurut
teori konflik bahwa masyarakat dipersatukan oleh ketidak bebasan yang
dipaksakan. Konflik memang akan selalu terjadi di setiap masyarakat, mau
masyarakat bisa sampai masyarakat yang memiliki jabatan, sehingga setiap orang
harus mampu menahan konflik itu dengan bersikap dan berbiacara yang baik agar
tidak menyebabkan konflik antar masyarakat itu. Begitu juga dengan tawuran yang
terjadi dikalangan anak Sekolah Menengah Atas (SMA) harus menjaga nama baik
dirinya dan sekolahnya agar tidak terjadi tawuran terus- menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar