Landasan pendidikan
Pendidikan adalah sesuatu yang
universal dan berlangsung terus tak terputus dsri generasi ke generasi dimana
pun di dunia ini. Upaua memanusiakan manusia melalui pendidikan iru
diselenggarakan sesuai dengan pandangan hidup dan dalam latar sosial-kebudayaan
setiap masyarakat tertentu. Oleh karena itu, meskipun pendidikan itu universal,
namun terjadi perbedaan-perbedaan tertentu sesuai dengan pandangan hidup dan
latar sosiokultural tersebut.
Adapaun landasan pendidikan,
yaitu :
a. Landasan filosofis, merupakan
landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha
menelaah masalah-masalah pokok. Landasan filosofis adalah landasan yang
berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat, falsafah). Kata filsafat
(phylosophy) berasal dari bahasa yunani yaitu philein yang berarti
mencintai dan sophos atau sophis berarti hikmah, atif, atau bijaksana. Filsafat
menelaah sesuatu secara radikal, menyeluruh, dan konseptual yang menghasilkan
konsepsi-konsepsi mengenai kehidupan dan dunia. Kondepsi-konsepsi filosofis
tentang kehidupan manusia dan dunianya pada umumnya bersumber dari dua faktor,
yaitu :
1. Religi dan etika yang bertumpu
pada keyakinan
2. Ilmu pengetahuan yang
mengandalkan penalaran. Filsafat berada diantara keduanya : kawasannya seluas
dengan religi, namun lebih dekat dengan ilmu pengetahuan karena filsafat timbul
dari keraguan dan karena mengandalkan akal manusia (Redja Mudyahardjo, et.al.,
1992: 126-134)
b. Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan
suatu proses interaksi antara dua individu, bahkan dua generasi, yang
memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri. Kegiatan pendidikan yang
sistematis terjadi di lembaga sekolah yang dengan sengaja dibentuk masyarakat.
Perhatian sosiologi pada kegiatan pendidikan semakin intensif. Dengan
meningkatkan perhatian sosiologis pada kegiatan pendidikan tersebut, maka
lahirlah cabang sosiologi pendidikan.
Sosiologi pendidikan merupakan
analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola interaksi sosial di dalam
sistem pendidikan.
c. Landasan kultural
Pendidikan selalu terkaitndengan
manusia, sedangkan setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat pendukung
kebudayaan tertentu. Oleh karena itu, dalam UU-RI No.2nTahun 1989 Pasal 1 Ayat
2 ditegaskan bahwa yang dimaksudkan dengan Sistem Pendidikan Nasiomal adalah
pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesiandan yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal
balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalan mewariskan
kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baik
secara formal maupun informal. Sebaliknya bentuk, ciri-ciri, dan pelaksanaan
pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudayaan masyarakat dimana proses
pendidikan itu berlangsung. Dimaksudkan dengan kebudayaan adalah hasil cipta
dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan, tingkah laku,
dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki oleh semua anggota masyarakat
tertentu.
d. Landasan Psikologis
Pendidikan selalu melibatkan
aspek kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu
landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis
dari pendidikan tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya
tentang proses perkembangan dan proses belajar.
Pemahaman peserta didik, utamanya
yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan
pendidikan. Oleh karena itu, hasilnkajianndan penemuan psikologis sangat
diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan, umpama pengetahuan tentang
aspek-aspeknpribadi, urutan, dan ciri-ciri pertumbuhan setiap aspek, dan konsep
tentang cara-cara paling tepat untuk mengembangkannya.
e. Landasan Ilmiah dan Teknologis
Pendidikan serta ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek) mempunyai kaitan yang sangat erat. seperti diketahui,
iptek menjadi bagian utama dalam isi pengajaran, dengan kata lain, pendidikan
berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengembangan iptek. Dari sisi lain,
setiap perkembangan iptek harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan
segera memasukkan hasil pengembangan iptek itu ke dalam isi bahan ajaran.
Sebaliknya pendidikan sangat dipengaruhi oleh sejumlah cabang-cabang iptek,
utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikologi, sosiologi, antropologi). Seiring dengan
kemajuan iptek pada umumnya, ilmu pendidikan juga mengalami kemajuan yang
pesat, demikian pula dengan cabang-cabang khusus dari ilmu-ilmu perilaku yang
mengkaji pendidikan seperti psikologi pendidikan dan sosiologi pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar