Hubungan pendidikan dengan sistem sosial/ struktur sosial
Hubungan pendidikan dengan
sistem sosial/ struktur sosial
Salah satu
pendekatan di dalam sosiologi yang menggali konsep sistem sosial adalah
pendekatan fungsional struktural. Sudut pendekatan tersebut menganggap bahwa
masyarakat, sebagai suatu sistem fungsional yang terintegrasi ke dalam suatu
bentuk equilibrium. Fungsional struktural memandang masyarakat seperti layaknya
organisme biologis yang terdiri dari komponen-komponen atomistis dan memelihara
hubungan integratifsistemik agar metabolisme kehidupan masyarakat tetap
terjaga.
Artinya, sebuah sistem sosial merupakan sistem dari tindakan-tindakan manusia.
Ia terbentuk dari interaksi sosial yang terjadi antarberbagai individu, yang
tumbuh dan berkembang dalam standar penilaian umum serta mendapat kesepakatan
bersama dari para anggota masyarakat. Yang paling penting dari berbagai standar
penilaian umum adalah apa yang disebut sebagai norma-norma sosial. Norma-norma
sosial itulah yang sesungguhnya membentuk struktur sosial.
Sistem Sosial
Sebagai sistem sosial, sekolah merupakan akumulasi komponen-komponen sosial
integral yang saling berinteraksi dan memiliki kiprah yang bergantung antara
satu sama lain. Zamroni (2001) menyatakan bahwa pendekatan microcosmis melihat
sekolah sebagai suatu dunia sendiri, yang di dalamnya memiliki unsur-unsur
untuk bisa disebut suatu masyarakat, seperti pemimpin, pemerintahan, warga
masyarakat atau aturan dan norma-norma serta kelompok-kelompok sosialnya.
Sesuai dengan pendekatan fungsional struktural, lembaga sekolah diibaratkan
masyarakat kecil yang memiliki kekuatan organis untuk mengatur dan mengelola
komponen-komponennya. Bagian-bagian tersebut diatur dan terintegrasi dalam
naungan sistem kendali sosial berwujud organisasi formal. Pedoman formal
merupakan rujukan fundamental dari seluruh latar belakang sikap dan perilaku
para pengemban status dan peran di sekolah.
Pendekatan fungsional struktural melihat lingkungan sekolah pada hakikatnya
merupakan susunan dari peran dan status yang berbeda-beda, dimana masing-masing
bagian tersebut terkonsentrasi pada satu kekuatan legal struktural yang
menggerakkan daya orientasi demi mencapai tujuan tertentu. Tentu saja sistem
sosial tersebut bermuara pada status sekolah sebagai lembaga formal.
Keberadaan guru, siswa, kepala sekolah, psikolog atau konselor sekolah, orang
tua, siswa, pengawas, administratur merupakan komponen-komponen fungsional yang
berinteraksi secara aktif dan menentukan segala macam perkembangan dinamika
kehidupan sekolah sebagai organisasi pendidikan formal. Sehingga disini
fungsional strukural melandasi pandangan kita untuk melihat berbagai peran dan
status formal di sekolah sebagai satu-satunya pedoman mendasar atas segala
aktivitas yang dilakukan oleh warganya. Seluruh warga pengemban kedudukan telah
tersosialisasi norma-norma sekolah sesuai dengan porsi statusnya sehingga
menyokong terbinanya stabilitas sosial dalam sekolah.
Pendekatan Konflik
Pendekatan konflik lebih menekankan porsi penilaian subjektif para pelaku peran
di sekolah dan konsekuensi objektif atas wujud sekolah sebagai lembaga yang
memelihara sistem kekuasaan. Pendekatan konflik melihat sisi lain dari
tertibnya perilaku masyarakat sekolah dalam mengamalkan hasrathasrat
individunya yang senantiasa patuh pada kekuatan normatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar