Pengaruh Politik terhadap pendidikan
Tidak
bisa dibantah bahwa politik pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya positif
dan solid, bahkan ada yang menyatakan "runyam". Masalahnya sekarang
ialah bagaimana upaya yang harus kita lakukan untuk membangun politik
pendidikan yang solid dan menjanjikan itu.
Banyak
cara dapat dilakukan untuk membangun politik pendidikan di suatu negara; namun
keseluruhan cara itu umumnya berawal dari komitmen para penentu politik
pendidikan itu sendiri, yang dalam hal ini antara lain ialah para elite
politik, pejabat pemerintah serta para pengambil kebijakan negara.
Mereka semua harus
diketuk hatinya supaya memiliki komitmen yang memadai sehingga dapatbersikap
"sadar didik" (sense of education). Artinya, menyadari pentingnya
pendidikan untuk membangun manusia dan bangsanya. Tanpa pendidikan (yang baik)
tidaklah mungkin suatu bangsa dapat berkembang secara konstruktif dinamis.
Komitmen
seperti itulah yang belum dimiliki oleh kebanyakan elite politik, pejabat
pemerintah, serta para pengambil kebijakan pemerintahan lainnya di negara kita
pada umumnya. Para "petinggi" negara kita sampai hari ini masih lebih
mengutamakan hal-hal yang bersifat jangka pendek daripada jangka panjang.
Mereka
umumnya lebih senang membuat keputusan-keputusan politik untuk kepentinganhari
ini daripada kepentingan hari esok. Mereka tampaknya lebih asyik bercengkerama
dengan kepastian sekelompok orang yang ada sekarang daripada nasib bangsa
seperempat atau setengah abad yang akan datang.
Mereka
harus disadarkan bahwa nasib bangsa kita sepuluh, dua puluh, dan tiga puluh
tahun lagi sangat ditentukan bagaimana kita mengelola pendidikan hari ini. Hal
itu berarti, kalau kita membuat kekeliruan dalam mengelola pendidikan di hari
ini maka akibatnya akan dirasakan oleh anak cucu kita di masa yang akan datang.
Di
samping itu, dari kalangan pendidik juga harus ada kesadaran untuk bisa
menyelami dunia politik. Maksudnya, masyarakat pendidikan harus aktif
mempengaruhi para pengambil keputusan di bidang pendidikan. Dengan begitu, kaum
pendidik tidak lagi terkungkung dalam dunianya, melainkan memiliki ruang gerak
yang lebih leluasa dan signifikan. Jangan sampai ada apriori berlebihan yang
menganggap politik itu selalu bermuka dua dan berkubang kemunafikan, sehingga
dengan mempolitikkan pendidikan berarti melakukan perbuatan tercela.
Paling
tidak, kaum pendidik harus berani memberikan pencerahan kepada para politisi
bahwasanya pendidikan itu bersifat antisipatoris dan prepatoris, yaitu selalu
mengacu ke masa depan dan selalu mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi
kehidupan mendatang. Kalau kemudian ada kesan bahwa pendidikan tak dapat
berbuat apa-apa saat ini, maka asumsi tersebut harus dirubah. Ke depan,
pendidikan harus punya andil yang lebih besar dalam membentuk tata kehidupan
sosial, budaya, ekonomi, politik, dan kemajuan peradaban bangsa.
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Bahkan, dalam Pasal 3 Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas ditegaskan bahwa, pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Dengan
demikian, jelaslah bahwa pendidikan bisa dijadikan sebagai sarana membangun
kehidupan sosial politik dan peradaban bangsa yang unggul. Karena,
manusia-manusia yang lahir dari rahim pendidikan adalah manusia-manusia yang
menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran, berimanan, berakhlak mulia, memiliki
kompetensi dan profesionalitas serta sebagai warga negara yang bertanggung
jawab.
Tentu
saja, ada prinsip-prinsip yang diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan agar
berfungsi untuk mendorong memantapkan kehidupan sosial politik dan peradaban
bangsa yang unggul tersebut, sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 4, yaitu:
(1) Pendidikan diselenggarakan
secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan
bangsa.
(2) Pendidikan diselenggarakan
sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
(3) Pendidikan diselenggarakan
sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat.
(4) Pendidikan diselenggarakan
dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas
peserta didik dalam proses pembelajaran.
(5) Pendidikan diselenggarakan
dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga
masyarakat.
(6) Pendidikan diselenggarakan
dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.
Keberanian
kaum pendidik meluruskan arah pemikiran politisi tentang pendidikan sudah
barang tentu merupakan terobosan besar, yang pada saatnya nanti diharapkan akan
mampu melahirkan suatu budaya politik baru, budaya politik yang akan mendorong
pelaku politik kita bertindak jujur dan cerdas, adil dan anti korupsi, atau
paling tidak bersedia meredusir unsur-unsur hedonistis dan mengoptimalkan watak
humanistik-patriotik.
Komitmen dan kesadaran seperti itulah yang harus kita tumbuhkembangkan secara bersama untuk membangun politik pendidikan yang solid dan menjanjikan. Tanpa adanya politik pendidikan yang solid kita tidak akan mampu menjadi bangsa yang besar.
Komitmen dan kesadaran seperti itulah yang harus kita tumbuhkembangkan secara bersama untuk membangun politik pendidikan yang solid dan menjanjikan. Tanpa adanya politik pendidikan yang solid kita tidak akan mampu menjadi bangsa yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar