Rabu, 16 November 2016

Ekonomi pendidikan



Ekonomi pendidikan

Peranan ekonomi dalam dunia pendidikan cukup menentukan, tetapi bukan pemegang peranan utama. Sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju mundurnya suatu pendidikan. Memang benar dalam dunia modern ini lebih-lebih pada zaman pasca modern seperti sekarang ini segalanya dikendakikan oleh uang. Sehingga tidak mengherankan kalau tujuan kebanyakan orang bersekolah adalah agar bisa mencari uang atau meningkatkan penghasilan. Akibatnya masyarakat yang hidupnya untuk mencari uang menjadi super sibuk dalam urusan bisnis. Situasi ini tampak sekaki di kota-kota besar.
Namun kenyataan menunjukkan, orang-orang yang bergelimang harta atau uang tidaj menjamin merasa bahagia dan damai hidupnya. Kenyataan ini juga menyebabkan orang-orang barat dan negara kaya yang sudah mapan hidupnya karena berlebihan uang, banyak yang mencari kedamaian di dunia timur.
Dunia pendidikan adalah lembaga yang berkewajiban mengembangkan individu manusia. Kearah mana tujuan hidup seseorang dan hidup yang bagaimana diinginkannya banyak dipengaruhi oleh pendidikan yang dia terima di sekolah dan perguruan tinggi. Melihat kenyataan tersebut diatas, sudah tentu pendidikan tidak akan membawa peserta didik ke arah hidup yang membingungkan, menyusahkan, dan sengsara walaupun bisa mencari uang banyak. Ini berarti dunia pendidikan bukan dunia bisnis, tempat berlatih mecari uang, melainkan pembinaan tempat peserta didik belajar agar bisa hidup wajar dan damai.
Sebagai tempat pembinaan, pendidikan tidak memandang ekonomi sebagai pemeran utama seperti halnya dunia bisnis. Ekonomi hanya sebagau pemegang peran yang cukup menentukan. Sebab tanpa ekonomi yang memadai dunia pendidikan tidak akan bisa berjalan dengan baik dan lancar. Sekolah yang roboh karena gemoa atau disapu oleh gelombang sunami, membuat anak-anak dan guru mengungsi ke tempat lain seperti balai desa atau tempat ibadah untuk belajar. Situasi seperti ini jelas dapat mengurangi intensitas proses belajar mengajar. Atau sekolah yang tidak mampu membeli bangku, meja, dan kursi akan membuat anak-anak belajar di lantai sambil duduk-duduk atau berbaring. Hal ini dapat mengurang minat anak belajar. Sekolah yang tidak memiliki alat peraga akan membuat pemahaman anak-anak akan pelajaran itu menjadi dangkal. Sekolah yang tidak mampu membeli buku baru, akan membuat pengetahuan yang diberikan kepada anak-anak ketinggalan zaman.
Namun situasi ekonomi diatas, tidak mesti mrmgakibatkan suatu sekolah menjadi mati. Ada hal yang lebih menentukan hidup matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi, keahlian, dan keterampilan penglola guru-gurunya. Sebetulnya inilah merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah atau perguruan tinggi. Artinya, kalau pengelola atau penyelenggara dan guru-guru atau dosen-dosen memiliki dedikasi yang memadai, ahli dalam bidangnya masing-masing dan memiliki keterampilan yang mencukupi dalam melaksanakan tugasnya, besar kemungkinan lembaga pendidikan itu akan sukses melaksanakan misinya, walaupun dengan ekonomi yang tidak memadai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar