Tiga Pokok Pemikiran
Immanuel Kant
Immanuel Kant seorang filsuf termasyhur dari Jerman memiliki tiga pokok
pemikiran yang harus diketahui terlebih dahulu, dikarenakan pemikirannya begitu
original dan terlihat berbeda dari pemikiran para filsuf sebelumnya terutama
berangkat dari filsuf Inggris bernama David Hume. Berikut ini pokok
pemikirnnya:
- Panca
indera, akal budi dan rasio. Kita sudah tahu tentang arti empirisme
yang mementingkan pengalaman inderawi dalam memperoleh pengetahuan dan
rasionalisme yang mengedepankan penggunaan rasio dalam memperoleh
pengetahuan, tetapi rasio yang kita ketahui adalah sama dengan akal dan
logis, namun Kant memberi definisi berbeda. Pada Kant istilah
rasio memiliki arti yang baru, bukan lagi sebagai langsung kepada
pemikiran, tetapi sebagai sesuatu yang ada “di belakang” akal budidan
pengalaman inderawi. Dari sini dapat dipilah bahwa
ada tiga unsur yaitu akal budi (Verstand), rasio (Vernunft) dan
pengalaman inderawi.
- Dalam
filsafatnya Kant mencoba untuk mensinergikan antara rasionalisme dan
empirisme. Ia bertujuan untuk membuktikan bahwa sumber pengetahuan
itu diperoleh tidak hanya dari satu unsur saja melainkan dari dua unsur
yaitu pengalaman inderawi dan akal budi. Pengetahuan a-priori merupakan
jenis pengetahuan yang datang lebih dulu sebelum dialami, seperti misalnya
pengetahuan akan bahaya, sedankan a-posteriori sebaliknya yaitu dialami
dulu baru mengerti misalnya dalam menyelesaikan Rubix Cube. Kalau salah
satunya saja yang dipakai misalnya hanya empirisme saja atau rasionalisme
saja maka pengetahuan yang diperoleh tidaklah sempurna bahkan bisa
berlawanan. Filsafat Kant menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan gabungan
(sintesis) antara keduanya.
- Dari sini
timbullah bahwa Kant adalah seorang Kopernikan dalam bidang
filsafat. Sebelum Kant, filsafat hampir selalu memandang bahwa orang
(subjek) yang mengamati objek, tertuju pada objek, penelitian objek dan
sebagainya. Kant memberikan arah yang sama sekali baru, merupakan
kebalikan dari filsafat sebelumnya yaitu bahwa objeklah yang harus mengarahkan
diri kepada subjek. Kant dapat dikatakan sebagai seorang revolusioner
karena dalam ranah Filsafat Immanuel Kant pengetahuan ia tidak
memulai pengetahuan dari objek yang ada tetapi dari yang lebih dekat
terlebih dahulu yaitu si pengamat objek (subjek). Dengan ini tambah lagi
salah satu fungsi filsafat yaitu membongkar pemikiran yang sudah dianggap
mapan dan merekonstruksikannya kembali menjadi satu yang fresh,
logis, dan berpengaruh.
Pemikiran Kritisisme Immanuel Kant Filsafat yang dikenal dengan kritisisme
adalah filsafat yang diintrodusir oleh Immanuel kant. Kritisisme adalah
filsafat yang memulai perjalanannya dengan terlebih dahulu menyelidiki
kemampuan dan batas-batas rasio. Perkembangan ilmu Immanuel Kant mencoba untuk
menjebatani pandangan Rasionalisme dan Empirisisme, teori dalam aliran filsafat
Kritisisme adalah sebuah teori pengetahuan yang berusaha untuk mempersatukan
kedua macam unsur dari filsafat Rasionalisme dan disini kekuatan kritis
filsafat sangatlah penting, karena ia bisa menghindari kemungkinan ilmu
pengetahuan menjadi sebuah dogma. Filsafat ini memulai pelajarannya dengan
menyelidiki batas-batas kemampuan rasio sebagai sumber pengetahuan manusia.
Oleh karena itu, kritisisme sangat berbeda dengan corak filsafat modern
sebelumnya yang mempercayai kemampuan rasio secara mutlak. Isi utama dari
kritisisme adalah gagasan Immanuel Kant tentang teori pengetahuan, etika
dan estetika. Gagasan ini muncul karena adanya pertanyaan-pertanyaan mendasar
yang timbul pada pemikiran Immanuel Kant.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar