Kamis, 08 Desember 2016

Permasalahan dalam Sosiologi Pendidikan



Permasalahan dalam Sosiologi Pendidikan

          Permasalahan dalam dunia pendidikan saat ini biasanya beragam, mulai dari kurangnya fasilitas sekolah yang tidak memadai, kurangnya tenaga pengajar di kota-kota kecil maupun di daerah pelosok, dan masih banyak lagi permasalahan dalam dunia pendidikan. Namun permasalahan- permasalahan itu bisa di selesaikan dengan cara pemerintah yang harus peka terhadap keadaan-keadaan yang menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan. Jika permasalahan pendidikan yang menurut saya menarik dan akan saya beri penjelasan adalah tentang permasalahan yang sering terjadi dalam dunia pendidikan adalah seperti tawuran anak sekolah. Tawuran anak-anak sekolah biasanya terjadi dikalangan Sekolah Menengah Atas (SMA) tawuran yang terjadi dapat beragam penyebabnya, misalnya seperti sekelompok anak SMA saling ejek- ejekan dan salah satu kelompoknya ada yang tidak terima dan terjadilah tawuran, ataupun antara sekolah satu dengan sekolah lainnya ada pelajar yang merasa terganggu dengan pelajar sekolah lain dan dari situ juga akan menimbulkan tawuran. Tawuran yang dilakukan oleh pelajar sudah menjadi fenomena sosial yang sering terjadi. Faktornya karena gagalnya seorang remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi seorang yang dewasa, kurangnya pendidikan dari keluarga dan pelajarnya itu sendiri terhadap apa yang diajarkan oleh gurunya dan banyak pengaruh luar yang memang tidak dipikirkan terlebih dahulu apa dampaknya jika dia melakukan tawuran tersebut. Menurut Wines sebab- sebab perilaku menyimpang dibagi menjadi dua, yaitu faktor subjektif dan objektif. Faktor subjektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri ( sifat pembawaan dari lahir ). Sedangkan faktor objektif adalah faktor yang berasal dari luar adaupun lingkungannya.
Tawuran jika dikaitkan dengan pendekatan sosiologi termasuk kedalam konflik, menurut Soerjono Soekanto mengatakan bahwa konflik sebagai suatu proses sosial, dimana manusia dengan manusia ataupun kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan cara menentang pihak lawannya, disertai dengan ancaman atau kekerasan. Konflik juga didasari karena sejak awal, manusia memang dilahirkan berbeda-beda sehingga perbedaan tersebut dapat menyebabkan sebuah konflik. Perbedaan tersebut akhirnya menyebabkan pertentangan yang akan timbul adalah kekerasan. Penyelesaian konflik tawuran yang terjadi antara pelajar bisa dengan cara masing- masing pihak dengan menawarkan atau memberikan sesuat pada waktu bersamaan ataupun membicarakan dengan baik- baik agar semuanya dapat terselesaikan dan segala permasalahan tuntans, agar tidak lagi terjadi tawuran antar pelajar lagi.
Teori konflik yang dipaparkan oleh seorang tokoh sosiologi yaitu Ralf Dahrendorf. Ralf Dahrendorf tokoh yang berpendirian bahwa massyarakat memiliki dua wajah yaitu konflik dan konsensus. Sehingga jika dikaitkan dengan teori sosiologi harus dibagi dua bagian yaitu : teori konflik dan konsensus. Teori konsensus harus menguji nilai integrasi dalam masyarakat. Sedangkan teori konflik harus menguji konflik kepentingan dan penggunaan kekerasan yang mengikat masyarakat bersama dihadapan tekanan tersebut. Dahrendorf dengan sangat dipengaruhi oleh teori fungsionalisme struktural. Ia menyatakan baghwa, menurut fungsionalis, sistem sosial dipersatukan oleh kerja sama sukarela atau oleh konsensus besama oleh kedua-duanya. Tetapi, menurut teori konflik bahwa masyarakat dipersatukan oleh ketidak bebasan yang dipaksakan. Konflik memang akan selalu terjadi di setiap masyarakat, mau masyarakat bisa sampai masyarakat yang memiliki jabatan, sehingga setiap orang harus mampu menahan konflik itu dengan bersikap dan berbiacara yang baik agar tidak menyebabkan konflik antar masyarakat itu. Begitu juga dengan tawuran yang terjadi dikalangan anak Sekolah Menengah Atas (SMA) harus menjaga nama baik dirinya dan sekolahnya agar tidak terjadi tawuran terus- menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar